Without Talent, Who am I?

Siapa sih aku? Aku ini apa kok kayaknya lahir tanpa bakat. Ha? memangnya ada ya anak lahir langsung punya bakat?

Cek yuk apa itu bakat.

Menurut Brigham (Dalam Suryabatra 1995) bakat adalah sesuatu yang menjadi titik berat yang sudah dimiliki oleh manusia yang didapatkan dari latihan-latihan tertentu dari performa atau kinerjanya. Ada lagi pendapat mengenai definisi bakat dari William B. Michael bahwa bakat merupakan kapasitas yang ada pada diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas dipengaruhi oleh latihan yang sudah dijalaninya. Dari 2 definisi tersebut tentu dapat disimpulkan bahwa yang namanya bakat itu adalah hasil yang diperoleh dari usaha dan latihan yang dijalani secara berkelanjutan sehingga memberikan kelebihan dan corak tersendiri bagi pemiliknya dibandingkan dengan yang tidak melakukan latihan tersebut. Ada yang pernah dengar tidak bakat itu bukan langsung dimiliki tapi diciptakan oleh diri kita sendiri? Ya, memang seperti itulah bakat.

Kalau penyanyi yang sudah punya suara bagus itu apa namanya? Kan dia sudah bersuara merdu sejak kecil tanpa latihan yang khusus. Kalau kata Deddy Corbuzier itu bukan bakat ya, itu arsip 😀 Menurutku Hal itu adalah potensi dan bisa menjadi bakat jika si penyanyi melakukan latihan secara continue sehingga seiring berjalannya waktu bisa menjadi ciri khasnya bahwa dia adalah seorang penyanyi profesional.

Ketika kita bicara mengenai bakat seseorang, perasaan yang keluar sebagian kecil adalah rasa kagum lalu sisanya adalah iri dan dengki. Ya nggak? Pertanyaan yang sering muncul adalah “Kenapa bukan aku?, “kenapa harus dia?”. Nah loh kenapa coba. Apalagi kalau hobi kita cuma stalking story atau feed instagram temen sendiri yang sudah sukses. Hati-hati ya itu awal mula timbulnya penyakit hati.

Apalagi di usia aku yang udah kepala dua ke atas ini emang lagi galau-galaunya kalau nggak punya bakat. Udah mau lulus masih aja nggak ada sesuatu yang menonjol dalam diriku. Kadang suka mikir kok kayaknya aku nggak punya bakat apa-apa sih, sedangkan si Fulan pinter ini pinter itu. Sampai aku pernah ikut tes bakat di sebuah platform psikologi yang meng-klaim bisa mengetahui bakat seseorang melalui tes itu. Hasilnya, aku memiliki bakat di bidang kepenulisan. Ha? Kok bisa ya padahal ikut lomba karya tulis aja banyak gagalnya. Ngerjain skripsi aja revisi terus. Wah salah ni pasti tes bakatnya. Tau dari mana nih aku bisa punya bakat nulis padahal aku cuma bisa nulis panjang lebar di chat whatsap doang 😀 Bingung sampai bertahun-tahun.

Setelah bertahun-tahun bingung nggak ketemu jawabannya, ketemulah aku sama channel youtube Deddy Corbuzier yang bahas tentang bakat. Succes without talent? Itu tagline nya kalau nggak salah. Jadi, di podcast itu om Deddy bilang panjang lebar mengenai apa itu bakat dan gimana caranya kita mengembangkan bakat kita.

Ternyata oh ternyata, dari podcast beliau bisa diambil kesimpulan kalau bakat itu adalah hal yang tidak disuka tapi dilakukan secara terus menerus sampai menjadi tantangan buat diri sendiri dan sampai menjadi passion lalu sampai menjadi sesuatu yang ada di diri dia dari sesuatu yang dia tidak suka sampai menjadi “tertarik”. And thats become talent, Thats become bakat! Beliau juga memberikan cara gimana supaya kita bisa punya bakat yaitu temukan sesuatu yang susah yang mungkin kamu tidak suka tapi kamu tertarik. Dan lakukan again, and again, and again, without stop.

Sejak saat itu, aku muali paham bahwa melalui tes bakat yang pernah aku ikuti, hasilnya bukanlah bakatku. Tapi secuil potensiku yang mungkin bisa aku kembangkan menjadi bakat. Terbentuklah blog ini karna aku merasa menulis adalah hal yang sulit aku lakukan tapi aku tertarik menjadi seorang penulis. Dan mulai saat ini aku akan belajar dan berproses selalu.

So, Why don’t you find your own “bakat”?

3 thoughts on “Without Talent, Who am I?

Leave a Reply to Amir256 Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *