Kacau. Ingin mengungkapkan tapi takut membebani. Tidak diungkapkan aku yang tersiksa sendiri. Sesulit inikah berjuang sendiri? Beberapa kali aku berharap, tapi lebih sering aku yang diharapkan. Bukan soal materi, tapi soal isi hati yang tak nampak terisi kepuasan hidup ini.
Menciptakan kebahagiaan untuk diri sendiri. Berharap supaya aku juga bisa memberi kebahagiaan untuk yang lainnya. Tapi apa daya, Hati yang kurang terpenuhi mana mungkin bisa berbagi? Berjuang sendiri tidak semudah itu.
Kenapa aku harus di sini, kenapa aku harus seperti ini, kenapa harus aku yang merasakan ini. Adanya belahan jiwa pun tak akan cukup membantu kalau memang gundahnya ada dalam lubuk hati.
Bagaimana menjadi manusia yang sangat diharapkan banyak manusia lainnya sedangkan aku sendiri juga sangat berharap kepada yang lainnya. Ah, apa sih maksutnya? Aku menyerah ya, hihi.
Oh, tidak aku hanya berjuang mempertimbangngkan sebuah asa. Tidak besar, tapi cukup kok menjadi penopang bagi manusia-manusia yang lainnya 🙂 Sulit memang harus beradaptasi dengan keadaan serumit ini tapi aku bersyukur masih ada asa di hati.
Semangatt. Ada nikmatnya menjadi yang paling diharapkan
Biasanya itu dialami oleh anak pertama. Kalau kamu bukan, kamu hebat