Baca secara runtut sampai akhir ya, ini bukan Hate speech kok :’)
Aku mulai oke.
Jaman sekarang lagi happening banget ya bikin status whatsap atau instagram dengan nasehat-nasehat baik? Ada baiknya sih tapi suka gemesh gitu sama orang-orang yang aslinya nggak kayak gitu tapi sok-sok an bikin status nasehat. Apalagi kita tau bener thu apa yang dia lakuin sehari-hari.
Lagi solat aja dibikin status padahal solatnya bolong-bolong kayak sapi ompong. Ngapainn solat kan kewajiban kenapa sih harus diperlihatkan banget. Ya semua orang islam emang harus solat kali. Ibadah itu urusan diri sendiri sama yang di atas. Yang diperlihatkan ke manusia ya hubungan kita sebagai sesama manusia aja. Gitu lho maemunah.
Menurut penelitian (Sumber mojok.co), kita membicarakan diri sendiri sebanyak 30-40% dari keseluruhan pembicaraan yang kita lakukan dalam sehari. Rasa narsis yang kita miliki ini nggak bisa lepas dari bawaan otak purba kita yang selalu ingin pamer supaya bisa diterima oleh lingkungan dimana kita berada. Yang membedakan manusia modern dengan manusia purba ya hanya dari cara capernya aja.
Manusia purba caper dengan banyak berburu makanan agar bisa diandalkan oleh lingkungannya. Sedangkan manusia modern caper ya dengan banyak-banyak update status di sosial media 😀 Nah thu parahnya lagi semenjak kemunculan media sosial angka kecaperan kebanyakan manusia modern meningkat jadi 80%. Itulah kenapa banyak status orang yang aku bisukan. Nggak bagus tauk sering liatin status orang lain. Nggak bagus untuk kesehatan mental kita. Apalagi orang yang kita benci. Boro-boro liat statusnya. Simpen nomer dia aja males banget. Sayang sama hati dan pikiranku kalau harus sering liatin status orang yang kubenci. Bukan malah reda, jadi tambah benci nanti 🙂 Oiya kalau kamu nggak suka atau benci sama orang, hapus nomernya, blokir instagramnya, dan jangan tengok apapun yang berkaitan dengan orang itu. Rasa bencimu justru akan sembuh lama-kelamaan. Aku sudah membuktikan sampai sekarang. Dan alhamdulillah mental ku tetap sehat karena yang ada dalam jangkauan mata ku hanya orang-orang yang aku sukai 🙂
Oiya balik lagi sama pamer status tentang nasehat atau ibadah. Sebel sih iya tapi kalau mau liat dari sisi positifnya dia bisa jadi pengingat untuk kita biar nggak kayak gitu haha. Eh, bukan coba kita liat dari niatnya. Semua kan tergantung niat kan? Siapa tau dia membuat status kayak gitu karna ingin menyadarkan orang tertentu, atau memberikan informasi yang baik kepada yang lainnya. Its okay. Karena, status nasehat lebih baik daripada keluh kesah atau omelan. Bagaikan dua mata pisau.
Tapi, Membuat status nasehat padahal sebenernya menyindir? Buanyaaak thu yang kayak gitu. Tulisannya hadist riwayat Umar Bin Khatab padahal aslinya pengen nyindir si A. jangan deh, itu justru bikin kamu nggak high level 😀 ini yang super duper buanyakk. Biar keliatan berkelas, nyindirnya pakai kata-kata bijak. Hareudangg sama aja bambangg. Ujung-ujungnya pamer. Pamer ni lho aku berkelas, sabar, dan bijaksana tidak mengeluarkan kata kotor karna nyindir pakai kata-kata mutiara wkwkwk. Inget, niatnya nyindir kan? Salah ya 🙂 Simpan nasehat itu untuk dirimu sendiri. Bagikan nasehat itu kepada orang yang memerlukan tanpa harus merasa menggurrui. Dan yang paling penting daripada sering bikin status kayak gitu, lebih baik langsung implementasi saja. Setidaknya kamu akan langsung memberi contoh yang real kepada adikmu, tetanggamu, atau orang terdekatmu. Statusmu juga gk bakal ngaruh banyak ke orang yang jauh disana selama nasehat itu bukan keluar dari mulutmu sendiri.
Nah, sebenernya aku pro atau kontra sama orang yang suka pamer di status? Silahkan berargumen sesuai versi masing-masing ya, because you are what you think 😀